Kamis, 23 Oktober 2008


PERAWAN JINGGA

Perawan jingga menutup matanya
Hadirnya membuat lelap bintang
Perginya menderu sebuah lonceng

Seiring tatap tajam mata yang menghunus
Kutahu kau telah titipkan isyarat hati
Yang harus kuterjemahkan

Namun entah dimana kudapatkan jawaban itu
Jika kau terus sembunyi
Dan merapatkan garis bibir yang mengering

Yang tampak hanya kekeliruan
Dari sebuah gerak tak menentu

Sepasang mata hati tergantung dijendela rerumputan
Yang saling mengintip dari cadar-cadar
Warna ramai sang pelangi

Mungkin ini hanya ikhtisar yang harus terangkai sempurna
Atau mungkin saja hanya sosok ilusi yang menjelma nyata

Bunda… rasa ini terkadang menyentuh naluriku
Terkadang begitu membuatku terpenjara perih
Sungguh kuingin mengerti

Sampaikan salamku untuknya
Kuyakin dia mendengarnya
Agar malam yang menjaga indahnya
Tak lagi menyiksa

Sampaikan cintaku padanya
Kuyakin dia mendengarnya
Karena rasa ini telah tersimpan
Untuk dia yang mampu taklukan sisi angkuhku




Teruntuk : Sang Hawa